Mungkin bahasannya akan spesifik digunakan dalam komunitas Ibu Profesional, tetapi menurut saya semuanya baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kelompok pertemanan yang kita ikuti, serta berkomunitas dan bermasyarakat di dunia nyata ataupun dunia maya. Semoga bermanfaat~

Kita selain harus menjadi orang yang suka belajar tetapi juga harus selalu mengosongkan gelas. Agar setiap apa yang kita pelajari tidak tumpah luber kemana-mana karena isi gelas masih penuh dengan air. Mengosongkan gelas pun tidak hanya dibuang, tetapi harus ditempatkan pada tempat yang bermanfaat, misalnya untuk menyiram ke tanaman. Sehingga tanaman itu nantinya bisa berkembang dengan baik dari hasil ilmu yang dimiliki. Ilmu yang kita miliki tak serta merta disimpan sendiri tetapi juga harus kita bagi ke orang lain sehingga lebih berdampak. Dengan kita berbagi ilmu tentunya tidak mengurangi esensi ilmu tersebut. Malahan kita semakin paham karena biasanya akan selalu ada banyak muncul pertanyaan-pertanyaan baru saat kita membagi ilmu ke orang lain.

Pada dasarnya, core value IIP ini sudah sangat bersinergi dengan apa yang saya plan terkait misi saya di postingan sebelumnya. Dalam mencapai misi tersebut tentunya ada check point yang harus saya lewati satu per satu, dimana dalam setiap jalannya diterapkan core value 5 B diatas.

[Baca Selengkapnya: Matrikulasi #9 Misi #3: Menentukan Kapal yang Digunakan Berlayar]

Jika dirincikan lagi, gambaran besarnya adalah saya ingin ikut andil dalam perkembangan keuangan syariah di Indonesia. Baik saya mengambil peran sebagai akademisi maupun praktisi, saya mempersiapkan bekal semampu saya.

Salah satunya dengan menambah ilmu di bidang tersebut dengan belajar, memutuskan melanjutkan studi, menjadi member IIP, men-enroll beberapa course, ikut beberapa kajian dan diskusi terkait, itu adalah salah satu langkah saya untuk belajar dan menambah kompetensi untuk bisa bantu perjalanan menuju misi.

Tak hanya belajar, saya juga harus bisa mengembangkan ilmu-ilmu yang telah saya pelajari dengan membagikannya kepada orang lain. Bentuknya bisa macam-macam, yang saya pilih adalah blog post, microblog di instagram, podcast, dan video youtube (yang sudah masuk content planning dari akhir tahun lalu hingga penghujung kuartal pertama masih belum terealisasi, semoga dimudahkan prosesnya. Amin)

Saya memaksimalkan skill yang saya miliki di bidang pembuatan konten untuk menyebarkan ilmu yang telah saya pelajari. Nantinya pun saya ada ada keinginan untuk bisa menulis buku sendiri, bahkan jika memungkinkan bisa punya course sendiri(?) InsyaAllah jika memang jalan-Nya.

Saat saya mengembangkan ilmu-ilmu tersebut dalam sebuah karya, tentunya besar harapan saya agar ilmu tersebut juga bisa berguna untuk orang lain yang membaca. Bahkan yang lebih seru, saya banyak mendapat curhatan dan diskusi menjadi lebih hidup di kolom chat. Obrolan tidak hanya sekedar ghibah namun bisa lebih bermanfaat.

Sangat besar harapan saya dari beberapa karya yang saya bagikan, bisa membuat orang lain juga berkembang dan berdampak positif. Tentunya hal ini adalah perwujudan dari misi saya. Meskipun jelas ada beberapa hal teknis lain yang tidak saya sebutkan diatas, namun jelas terlihat core value IIP sangat serasi dengan misi pribadi saya. Inilah yang saya gunakan sebagai arah mata angin menuju misi.

Setelah saya melihat kembali peta diri, peran yang akan saya ambil untuk menjalankan core value ini adalah Educator.

Seorang educator adalah pelaku perubahan, perangsang kecerdasan dan pendidik karakter. Educator merupakan transformer, peubah yang mampu mengubah kualitas dari segenggam pasir menjadi segenggam emas, sebutir pasir menjadi sebutir mutiara.

Peran ini bisa saya terapkan baik saat menjadi ibu nantinya, maupun dalam bidang pekerjaan saya dalam ranah keuangan. 

InsyaAllah jika memang ini jalan yang terbaik, pasti akan dimudahkan oleh Allah swt.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْ قًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

[Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa] 

“Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima” 

(HR. Ibnu Majah no. 925, shahih)