Selamat menjalankan ibadah puasa yaaa..

Semoga dilancarkan sampai akhir dan tetap punya nafas Ramadhan di bulan-bulan berikutnya.

Anyway, gue mau ikutan challenge menulis dari Blogger Perempuan nih. Jadi bakalan ada tulisan rutin dengan tema-tema menarik di blog jajanmicin kesayangan...gue sendiri *lol.

Di tema keempat kali ini gue mau share pencapaian tertinggi di hidup gue.

Pada penasaran nggak sih? Nggak, ya? haha

Ngomongin pencapaian, gue sebenernya bukan orang yang haus akan pencapaian. Jadi kadang malah nggak berasa, oohh gue udah di titik ini yaa. Wah gue ternyata cukup kuat untuk bisa melalui itu dengan baik.

Dulu, kalo ngelihat pencapaian orang lain, gue mengkerdilkan diri dalam menilai, 

"wahh keren yaa, dia bisa lho mencapai itu. Gue kenapa hidupnya standar-standar aja".

Semakin bertambahnya umur, semakin tumbuh cara berpikirnya, gue lebih banyak untuk menerima diri dan melakukan apa yang sebenarnya gue mau. Nggak melulu menjadikan pencapaian atau kesuksesan orang lain sebagai pembanding. Paling sesekali dijadikan motivasi kalau gue juga bisa kok mencapai itu nantinya, cuman waktunya aja mungkin yang berbeda, waktu gue belum sekarang.

Sampai detik ini, gue merasa bahwa pencapaian tertinggi di hidup gue adalah pada proses pencarian misi hidup. 

Di akhir tahun lalu, gue sempet mempertanyakan eksistensi hidup gue di bumi ini. Untuk apa Allah menciptakan makhluk bernama Chiki di bumi-Nya. Tugas dan misi apa yang secara khusu Ia titipkan pada gue.

Pencariannya cukup lama. Sebenernya sudah dimulai pada akhir masa kuliah gue saat sarjana. Dimana gue galau mau kerja apa, apakah mau sesuai passion atau yang penting bisa menghidupi diri. Atau kalau nggak dapet kerja lu mau ngapain? Bisnis kah? Freelance? Atau ambil kuliah lagi?

Pencarian misi tahap dua ini cukup memakan waktu berpikir yang lama. Gue mulai cari tahu apa kemampuan gue, apa yang gue suka, apa yang gue bisa berikan impact positifnya ke orang lain. Hingga pada akhirnya salah satu jalannya adalah gue mengambil studi lanjut di Ekonomi Syariah. Itu bukan lah tujuan akhir, justru sebuah permulaan.

Ketika gue udah mulai mantap menuliskan misi hidup tahap dua (yang nantinya gue yakin bisa jadi berkembang lagi seiring bertambahnya umur), gue merasa itu adalah sebuah pencapaian yang besar di hidup gue sejauh ini. Prosesnya benar-benar membuat gue lebih mengenal diri gue, apa yang gue mau, apa harapan dan mimpi besar gue nantinya. Meskipun semua itu hanyalah rencana seorang hamba, yang nantinya tentu rencana-Nya jelas adalah yang terbaik.

Tetapi dari seluruh proses ini gue bersyukur, gue jadi lebih mengenal diri, gue tau gue mau ngapain, gue tau mau gue apa, gue lebih dekat juga sama orang-orang terkasih (yang selalu mendukung gue). Pun lebih dari itu, gue jadi nggak perlu salah fokus lihat kanan-kiri karna terdistraksi pencapaian orang lain. Gue nggak dengan mudahnya terbawa untuk ikut-ikutan mimpi orang lain, karena gue udah punya gambaran, tugas gue di dunia ini untuk ngapain.

Semoga dipermudah untuk prosesnya...