Sebenernya hampir sama kayak yang di sampein Om Piring di bukunya Filosofi Teras. Dengan lapang dada, nerima kenyataan kalo hidup ini nggak adil bakal lebih damai dengan diri sendiri. Daripada terobsesi sama betapa tidak adilnya kehidupan ini, mending focus sama apa yang bis akita kendaliin dan ubah jadi lebih baik. Hampir semua yang bis akita kendaliin ada di dalam diri. Kita nggak bisa ngontrol peritiwa dunia, bencana, ato tindakan orang lain. Yang bisa adalah mengontrol cara kita bereaksi sama kejadian eksternal itu.

“Jika masalah bisa diselesaikan, mengapa khawatir? Jika masalah tidak dapat diselesaikan, rasa khawatir itu tidak berguna bagimu.” -Santideva

Ada hal menarik yang perlu aku highlight di bagian lima buku ini. Bahwa pada dasarnya manusia memiliki empat elemen dasar, yaitu:

1. Badan (Body): membutuhkan makanan yang sehat dan baik. Tubuh juga butuh olahraga supaya kesehatannya terjaga.
2. Pikiran (Mind): makanan buat pikiran adalah belajar dan selalu positif dalam keadaan apapun. Semakin banyak berpikir positif, maka kita akan semakin menjadi apa yang kita pikirkan. Sebaliknya kalo kita mikirnya negative bakal kehabisan energi.
3. Hati (Heart): makanan buat hati adalah cinta dan sikap memberi. Semakin sering kita memberi akan semakin menemukan makna kehidupan. Sebaliknya kalo kita cumin bisa nuntut, kita bakal kehilangan makna kehidupan. 
4. Jiwa (Soul): makanan buat jiwa adalah keikhlasan. 

Gue merasa masih jauh perjalanan gue untuk bisa menjadi orang yang lapang dada dan berjiwa besar seperti yang di jelasin di bagian ini. Gue seperti diingetin untuk harus berusaha untuk tetap bersikap tenang dalam situasi dan kondisi yang buruk sekalipun. Jangan takut sama penolakan dan perbedaan. Jangan berusaha menyenangkan semua orang dengan mengorbankan harga diri. Jangan merasa terganggu dengan sikap pro atau kontra selama memegang prinsip yang benar.