Pada bagian satu ini kita diperkenalkan dengan makna kebahagiaan. Bahwa sebenarnya semua orang terlahir dengan bahagia dan santai. Kita terlahir untuk tertawa. Namun pada kenyataannya, seiring bertambahnya usia kenapa kita mengalami ketidakbahagiaan?
Kita mungkin pernah nemuin model orang yang kayaknya nggak pernah sedih. Nggak pernah ada masalah dalam hidupnya. Kayaknya tetap positif, senyum terus. Apa dia emang terlahir kayak gitu ya?
Dilain sisi, kita nggak pernah juga kan nemuin anak kecil ngalamin depresi? Balita selalu nyari alasan apapun buat ketawa dan bahagia.
So, buat kalian yang nggak bahagia, sebenernya apa yang terjadi sih?
Jadi bahagia itu kan menyenangkan, terus kenapa kok kita nggak bahagia?
Di bab ini kita dikasih tau kalo kebahagiaan itu sebenernya datangnya dari dalam diri kita sendiri. Orang bisa bahagia ya karena dirinya yang membuat bahagia. Mereka mempertahanin pandangan hidup yang positif dan tetep damai sama diri mereka sendiri.
Tapi, gimana caranya?
Kuncinya adalah kebiasaan.
Orang yang bahagia tuh punya kebiasaan baik yang bisa ningkatin kehidupannya. Mereka ngelakuin sesuatu dengan cara beda dari orang lain. Bahkan ketika mereka nggak mau, mereka bisa secara konsisten ngerjain “kebiasaan kebahagiaan”.
“Orang yang Bahagia bukanlah orang dalam keadaan tertentu, melainkan orang dengan sikap tertentu.” -Hugh Downs
Di bab satu ini kita juga diingatkan kalo kebahagiaan itu sesuatu yang beda buat setiap orang. So, nggak ada satupun makna universal buat “kebahagiaan”. Dan meskipun pada dasarnya kita terlahir bahagia, kebahagiaan tetep butuh usaha.
Cara terbaik buat bahagia adalah dengan memutuskan untuk bahagia. Kalo kita bangun pagi dan mutusin buat bahagia, kita bakalan merasakan hari-hari bakal lebih cerah dan bakal lebih percaya diri.
Selain itu, orang yang bahagia nggak mikirin masa lalu ato nggak terlalu khawatir sama masa depan. Mereka lebih nikmatin saat ini.
Orang yang bahagia adalah orang yang telah belajar untuk hadir pada saat ini.
Orang yang bahagia nggak bakal ngobrol ama pasangan tapi sambil mikir pekerjaan. Mereka bakal berusaha ngehindarin multitasking.
Satu hal yang gue pelajarin, orang-orang yang ngaku bisa multitasking dengan baik, sebenernya adalah orang yang ngelakuin banyak hal buruk disaat yang sama.
Satu tips kalo misalnya kita tiba-tiba kayak mulai ngerasa nggak fokus saat ngobrol, ato tiba-tiba lompat-lompat saat ngerjain task, kita harus menghentikan diri sejenak dan fokuskan kembali ke situasi saat ini. Nantinya tentu kita bakal mendapati diri lebih produktif. Hubungan dengan orang lain juga jadi lebih dalam sehingga jadi lebih bahagia, deh!~
0 comments