Beberapa artikel yang kutulis di label ini akan banyak membahas terkait pendidikan untuk anak muslim tentang Palestina. Bertujuan untuk tempat hasil belajarku sebagai orang tua (biidznillah) dari berbagai sumber referensi. Sebagai orang tua Muslim, penting bagi kita untuk mendidik anak-anak kita tentang pentingnya Palestina dalam Islam serta pentingnya sejarah dan budaya. Mengajari mereka tentang Tanah Suci dan perannya dalam sejarah Islam dapat membantu menumbuhkan pemahaman dan apresiasi yang lebih mendalam terhadap agama. Semoga bisa bermanfaat pula untuk orang tua-orang tua yang mendapatkan link artikel ini.
Dalam artikel ini aku akan membahas beberapa ide obrolan untuk bisa dipertimbangkan saat kita berbicara dengan anak-anak tentang hal-hal yang saat ini tengah terjadi di Palestina.
1. Proses perasaanmu sendiri sebelum berbicara dengan anak-anak
Kita adalah teladan terpenting dalam kehidupan anak.
Mereka mencari petunjuk dari kita tentang bagaimana seharusnya mereka merasakan kemarahan, kesedihan, permusuhan, atau ketakutan. dan bagi banyak dari kita, hal ini sangat sulit untuk diproses.
agar kita tidak memaksakan perasaan takut, cemas, atau marah kepada anak-anak kita, kita perlu memproses perasaan kita sendiri terlebih dahulu
2. Memperhatikan usia anak
Otak anak itu seperti spons. apapun yang masuk, bisa keluar.
Untuk anak usia 6 tahun ke bawah:
Peristiwa traumatis, situasi spesifik, dan perasaan takut bisa sangat membebani.
Kita harus mencoba menjauhkan mereka dari rincian dan bersikap sangat sensitif terhadap cara kita membicarakan situasi tersebut, jika memang ada.
Untuk usia 7 tahun ke atas:
Mulailah dengan mendengarkan dan mengajukan pertanyaan terbuka.
"Apa yang kamu dengar?""Bagaimana perasaanmu?""Apa yang sedang kamu pikirkan?""Apa yang Anda khawatirkan?"
Hal ini memungkinkan anak-anak kita untuk terlebih dahulu memberi tahu kita apa yang ada dalam hati mereka, apa yang ada dalam pikiran mereka, dan apa yang mereka dengar sebelum kita memberikan informasi baru kepada mereka.
3. Validasi, lalu perbaiki
"Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan kasih sayang dan kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh tubuhnya terjaga dan merasakan demam." (HR Muslim No. 2586)
Itu fitrah kita, cara Allah menciptakan kita. Ketika kita melihat orang lain terluka, kita pun ikut terluka. Kita merasa sedih. Kita merasa marah.
Memvalidasi perasaan itu memungkinkan kita untuk tetap seimbang. itu membuat kita merasa baik-baik saja.
Saat kita mendengarkan reaksi anak-anak kita terhadap peristiwa ini, langkah pertama adalah memvalidasi perasaan tersebut.
"Aku mengerti kalau kamu merasa marah. Itu normal.""Itu normal. Itu yang seharusnya kamu rasakan.""Tidak apa -apa merasa takut atau sedih."
4. Temukan cara produktif untuk menyalurkan perasaan ini
Dorong anak-anak untuk membela saudara dan saudari mereka yang tertindas melalui cara-cara yang produktif, seperti:
- meningkatkan kesadaran dan mengadvokasi keadilan
- menulis kepada pemerintah/pejabat negara untuk mengungkapkan keprihatinan mereka
- meminta bantuan kepada Allah SWT
0 comments